Jelaskan 12 Langkah-Langkah Pertolongan Resusitasi Jantung!

Geograpik - Pertolongan resusitasi jantung paru dilakukan dengan tindakan penanganan sebagai berikut:

a. Memastikan ketidaksadaran

Periksa keadaan korban. Dengan menepuk atau menggoyangkan korban dengan pelan dan berteriaklah, “Apa kau baik-baik saja?” Setelah korban dipastikan tidak sadar, lakukan tindakan membuka jalan napas dan memeriksa pernapasan dan sirkulasi.

Baca Juga: Materi Penjaskes Lengkap


b. Membuka jalan napas

Sebagian besar masalah jalan napas disebabkan oleh lidah. Ketika kepala tertekuk ke depan, terutama ketika korban berbaring terlentang, lidah dapat menutupi jalan napas.

 

c. Menentukan hilangnya pernapasan

Tentukan hilangnya pernapasan dengan metode melihat-mendengarkan-merasakan. Tempatkan telinga Anda di samping hidung dan mulut korban dengan wajah menghadap dadanya. Lihat kenaikan dan penurunan dada. 

Dengarkan dan rasakan udara yang keluar dari mulut atau hidung. Lakukan pemeriksaan ini maksimal dalam waktu 10 detik. Korban yang bernapas dengan baik tidak memerlukan resusitasi.

Baca Juga: Materi Penjaskes Lengkap


d. Bantuan pernapasan dikurangi.

Alasan: Rescue breath adalah tindakan pemberian napas buatan sebanyak dua kali setelah kita mengetahui bahwa korban henti napas (setelah Look, Listen, and Feel). Hal ini dikurangi karena terbukti menyita waktu yang cukup banyak sehingga terjadi penundaan pemberian kompresi dada

e. Pemeriksaan denyut nadi

Setelah memberikan  pernapasan bantuan, langkah selanjutnya adalah menentukan hilangnya denyut nadi. Taruh ujung jari telunjuk dan jari tengah siswa  bersamaan ke sisi leher korban. Jika korban mempunyai denyut nadi namun tidak bernapas, lakukan bantuan pernapasan. Pada korban dewasa, dilakukan sebanyak 10 – 12 kali per menit (atau tiap 5 – 6 detik), bayi atau anak-anak sebanyak 12 –20 kali per menit (tiap 3 – 5 detik) dan periksa nadi setiap 2 menit.

 

f. Tindakan pijat jantung dan pemberian napas buatan.

Jika korban tidak memiliki denyut nadi, mulai lakukan RJP yaitu dengan meletakkan tumit tangan di atas permukaan dinding dada. 

Tekanan berasal dari tubuh, dengan meluruskan tangan. Tekanan dilakukan ke arah jantung. Frekuensi yang dilakukan adalah 60 –70 kali per menit. Kompresi harus disertai dengan napas buatan.

Jika penolong dua orang, maka pijat dan pemberian napas buatan dilakukan dengan  frekuensi  15 : 2.  Pemijatan  jantung  luar  ini harus  juga diselingi pemeriksaan denyut nadi setiap dua menit. Pertolongan harus dihentikan jika kondisi penolong kelelahan atau ada petugas gawat darurat yang datang

Baca Juga: Materi Penjaskes Lengkap


g. Kompresi dada lebih dalam lagi

Pada  RJP sebelumnya, ke dalaman kompresi dada adalah 1 ½ – 2 inchi (4 – 5 cm), namun sekarang kompresi dada dengan ke dalaman minimal 2 inchi (5 cm).


h. Kompresi dada lebih cepat lagi

Sebelumnya tekan dada sekitar 100 kompresi/menit. Sekarang kompresi dada minimal 100 kompresi/menit. Pada kecepatan ini, 30 kompresi membutuhkan waktu 18 detik

.

i. Kompresi dengan tangan

Berikan hanya RJP dengan tangan (Hands Only CPR), karena berbuat sesuatu lebih baik daripada tidak berbuat sama sekali

Baca Juga: Materi Penjaskes Lengkap


j. Pengaktivasian Emergency Response System (ERS)

Pengaktivasian ERS seperti meminta pertolongan orang di sekitar, menelepon ambulans, ataupun menyuruh orang untuk memanggil bantuan tetap menjadi prioritas, akan tetapi sebelumnya terlebih dahulu lakukan pemeriksaan kesadaran dan ada tidaknya nafas (terlihat tidak ada nafas) secara simultan dan cepat.


k. Jangan berhenti melakukan kompresi sampai korban batuk

Setiap penghentian kompresi dada berarti menghentikan aliran darah ke otak yang mengakibatkan kematian jaringan otak jika aliran darah berhenti terlalu lama. Membutuhkan beberapa kompresi dada untuk menyalurkan darah kembali. 

Kita harus melakukan kompresi selama kita bisa atau sampai alat defibrilator otomatis datang dan siap untuk menilai keadaan jantung korban. 

Jika sudah tiba waktunya untuk pernapasan dari mulut ke mulut, lakukan segera dan segera kembali melakukan kompresi dada. Prinsip Push Hard, Push Fast, Allow complete chest recoil, and Minimize Interruption masih ditekankan disini. 

Baca Juga: Materi Penjaskes Lengkap

l. Bawa ke rumah sakit, tindakan medis lebih lanjut

iklan tengah