Jelaskan Macam-Macam Nilai yang Terkandung Dalam Hikayat dan Contohnya!
Hikayat adalah karya sastra lama Melayu berbentuk prosa yang berisi cerita, undang-undang, dan silsilah bersifat rekaan, keagamaan, historis, biografis, atau gabungan sifat-sifat itu, dibaca untuk pelipur lara, pembangkit semangat juang atau sekadar untuk meramaikan pesta.
Melihat pengertian hikayat ini, maka hikayat berfungsi untuk menumbuhkan jiwa kepahlawanan, kepentingan didaktis, dan sarana hiburan. Pada zaman dahulu hikayat ini sering dibacakan pada saat hati sedang gundah, gelisah, dapat juga untuk menghibur teman, atau pelipur lara atau dibacakan pada saat perang untuk mengobarkan api semangat para pahlawan.
Materi pada kegiatan pembelajaran ini menekankan pada nilai-nilai dalam hikayat. Nilai-nilai adalah merupakan unsur ekstrinsik yang mempengaruhi karya sastra dari luar cerita yaitu atas pengaruh pengarangnya. Pada umumnya, para penulis tidak menuliskan nilai-nilai di dalam ceritanya secara eksplisit.
Untuk itu, bila kalian ingin mengenalinya, terlebih dahulu kalian harus membaca karya tersebut secara tuntas. Dengan demikian, nilai-nilai kehidupan yang mewarnai cerita tersebut dapat dirasakan oleh pembacanya. Nah, apa bedanya dengan amanat?
Perbedaan amanat dan nilai-nilai pada karya sastra adalah amanat merupakan pesan yang akan disampaikan pengarang lewat karyanya sedangkan nilai merupakan tuntunan perilaku atau hidup sesorang. Oleh karena itu, nilai-nilai biasanya tampak pada karakter tokoh yang diciptakan oleh pengarang cerita tersebut.
Bagaimana, kalian sudah paham konsep dari nilai-nilai dan perbedaannya dengan amanat? Ya, nilai-nilai dan amanat memang saling berkaitan, tetapi tetap ada perbedaannya.
Hal tersebut, pasti kalian sudah paham karena kalian hebat dan cerdas. Hal ini juga bukan masalah bagi kalian, bukan?
Macam-Macam Nilai
Meskipun hikayat merupakan karya sastra klasik warisan dari masyarakat zaman dahulu, nilai-nilai tersebut ada yang masih relevan dengan kehidupan masa sekarang. Nilai-nilai yang relevan itu dapat kalian tiru, ikuti dan terapkan.
Akan tetapi, pada modul ini hanya akan dibahas nilai moral, sosial, budaya, edukasi, dan religius. Terlepas dari apa pun jenis nilai itu, kandungan nilai-nilai hikayat sangat dominan. Hal ini sangat dipahami karena memang pada zaman dahulu karya sastra klasik, khususnya hikayat merupakan media yang ampuh di masyarakat dalam kehidupan.
1. Nilai Moral
Cermati kutipan hikayat berikut!
Setelah pagi-pagi hari, maka berkatalah Si Miskin kepada istrinya, “Ya, tuanku, matilah rasku ini, sangatlah sakit rasanya tubuh ini. Maka tiadalah berdaya lagi; hancurlah rasanya anggotaku ini.” Maka ia pun terseduh-sedulah menangis, maka terlalu belas rasa hati isterinya melihat laku suaminya. Demikian itu; maka ia pun menangis pula seraya mengambil daun kayu, lalu dimamahnya, maka disapukannyalah seluruh tubuh suaminya, sambil ia berkata, “Diamlah tuan jangan menangis!” sudahlah dengan untung kita, maka jadi selaku ini!”.
Apa yang kalian rasakan setelah membaca kutipan tersebut? Dapatkah kalian menemukan nilai moral di sana? Nilai moral adalah nilai yang berkaitan dengan akhlak/budi pekerti/susila atau kepada baik buruk tingkah laku.
Berdasarkan pengertian tersebut, nilai moral dari kutipan hikayat, yaitu
a. Perhatian istri kepada suaminya
Bukti yang mendukung:
Maka ia pun terseduh-sedulah menangis, maka terlalu belas rasa hati isterinya melihat laku suaminya. Demikian itu; maka ia pun menangis pula seraya mengambil daun kayu, lalu dimamahnya, maka disapukannyalah seluruh tubuh suaminya, kesetiaan istri kepada suaminya
b. Tidak mendendam atas perbuatan orang lain.
Bukti yang mendukung:
sambil ia berkata, “Diamlah tuan jangan menangis!” sudahlah dengan untung kita, maka jadi selaku ini!”
2. Nilai Sosial
Cermati kutipan hikayat berikut!
Baginda raja Indera Bungsu sangat bahagia melihat kepulangan kedua putranya yang didampingi juga oleh istrinya. Indera Bangsawan juga langsung menyerahkan buluh perindu yang diidamkan ayahnya. Sang ayah bertambah bahagia dan langsung mengangkat Indera Bangsawan menjadi raja untuk menggantikan posisinya. Untuk membalas kebaikan hati kakaknya yang mau mencarinya untuk menyembuhkannya, Indera Bangsawan memberi Syah Fri batu hikmat. Batu hikmat tersebut dapat dimanfaatkan Syah Fri untuk dijadikan sebuah kerajaan lengkap dengan abdi kerajaan, rakyat, dan perlengkapan kerajaan. Akhirnya, kedua kerajaan itu berkembang bersama, saling bahu-membahu untuk menciptakan kerukunan, kemakmuran, dan perdamaian.
Apa yang kalian rasakan setelah membaca kutipan tersebut? Dapatkah kalian menemukan nilai sosial di sana?
Nilai sosial adalah nilai yang berkaitan dengan norma yang berada di dalam masyarakat. Oleh karena itu, nilai sosial dapat juga disebut nilai kemasyarakatan. Berdasarkan pengertian tersebut, nilai sosial dari kutipan hikayat, yaitu
a. saling menolong/kerja sama
Bukti yang mendukung:
Akhirnya, kedua kerajaan itu berkembang bersama, saling bahu-membahu untuk menciptakan kerukunan, kemakmuran, dan perdamaian.
b. saling menghargai
Bukti yang mendukung:
Untuk membalas kebaikan hati kakaknya yang mau mencarinya untuk menyembuhkannya, Indera Bangsawan memberi Syah Fri batu hikmat. Batu hikmat tersebut dapat dimanfaatkan Syah Fri untuk dijadikan sebuah kerajaan lengkap dengan abdi kerajaan, rakyat, dan perlengkapan kerajaan.
3. Nilai Budaya
Cermati kutipan hikayat berikut!
Lalu Marakarma kembali ke Negeri Puspa Sari dan ibunya menjadi pemungut kayu. Lalu ia memohon kepada dewa untuk mengembalikan keadaan Puspa Sari. Puspa Sari pun makmur mengakibatkan Maharaja Indra Dewa dengki dan menyerang Puspa Sari. Kemudian Marakrama menjadi Sultan Mercu Negara.
Apa yang kalian rasakan setelah membaca kutipan tersebut? Dapatkah kalian menemukan nilai budaya di sana?
Nilai budaya adalah nilai yang berkaitan dengan adat istiadat. Berdasarkan pengertian tersebut, nilai budaya dari kutipan hikayat, yaitu
a. Bakti anak kepada orang tua
Bukti yang mendukung:
Lalu Marakarma kembali ke Negeri Puspa Sari dan ibunya menjadi pemungut kayu. Lalu ia memohon kepada dewa untuk mengembalikan keadaan Puspa Sari.
b. Perebutan kekuasaan
Bukti yang mendukung:
Puspa Sari pun makmur mengakibatkan Maharaja Indra Dewa dengki dan menyerang Puspa Sari. Kemudian Marakrama menjadi Sultan Mercu Negara.
4. Nilai Edukasi
Cermati kutipan hikayat berikut!
Di dalam padang itu terdapat sebuah gua yang dihuni oleh raksasa perempuan. Indera Bangsawan lalu bertemu dengan raksasa perempuan itu, dan menjadikan raksasa perempuan itu sebagai nenenknya. Selama mereka bersama, raksasa perempuan banyak memberikan pengalaman baiknya, memberikan ilmu-ilmu, memberikan buluh perindu, dan memberikan sebuah senjata untuk melawan Buraksa (raksasa jahat). Raksasa perempuan bercerita bahwa masih di wilayah ini, ada sebuah kerajaan yang akan dihancurkan oleh Buraksa.
Apa yang kalian rasakan setelah membaca kutipan tersebut? Dapatkah kalian menemukan nilai edukasi di sana?
Nilai edukasi adalah nilai yang berkaitan dengan pengubahan tingkah laku dari baik ke buruk (pengajaran). Nilai edukasi dapat juga disebut nilai Pendidikan. Berdasarkan pengertian tersebut, nilai budaya dari kutipan hikayat, yaitu
a. Belajar dari pengalaman
Bukti yang mendukung:
Selama mereka bersama, raksasa perempuan banyak memberikan pengalaman baiknya,
b. Memberikan pengetahuan
Bukti yang mendukung:
memberikan ilmu-ilmu, memberikan buluh perindu, dan memberikan sebuah senjata untuk melawan Buraksa (raksasa jahat).
5. Nilai Religius
Cermati kutipan hikayat berikut!
Pada suatu hari Raja Indera Bungsu dari kerajaan Kobat Syahrila menginginkan anak. Lantas beliau mengutus orang - orang yang diperintah oleh patihnya untuk membaca do'a Qunut dan bersedekah. Tak lama kemudian, istrinya, Putri Siti Kendi hamil dan melahirkan putera kembar. Putra yang sulung lahir dengan panah dan diberi nama Syah Fri. Putra yang bungsu lahir dengan sebilah pedang dan diberi nama Indera Bangsawan. Sejak kecil kedua anak baginda itu dididik dengan baik. Mereka tumbuh dengan akhlak dan perilaku yang baik.
Apa yang kalian rasakan setelah membaca kutipan tersebut? Dapatkah kalian menemukan nilai budaya di sana?
Nilai religius adalah nilai yang berkaitan dengan tuntutan beragama. Nilai religius dapat juga disebut nilai agama. Berdasarkan pengertian tersebut, nilai religius dari kutipan hikayat, yaitu
a. Selalu berdoa dalam kehidupan
Bukti yang mendukung:
Pada suatu hari Raja Indera Bungsu dari kerajaan Kobat Syahrila menginginkan anak. Lantas beliau mengutus orang - orang yang diperintah oleh patihnya untuk membaca do'a Qunut dan bersedekah.
b. Percaya kepada kuasa Tuhan
Bukti yang mendukung
Pada suatu hari Raja Indera Bungsu dari kerajaan Kobat Syahrila menginginkan anak. Lantas beliau mengutus orang - orang yang diperintah oleh patihnya untuk membaca do'a Qunut dan bersedekah. Tak lama kemudian, istrinya, Putri Siti Kendi hamil dan melahirkan putera kembar.
Posting Komentar