Jelaskan 3 Teori-Teori Pusat Pertumbuhan Wilayah
Geograpik - Pusat pertumbuhan dapat terbentuk di suatu wilayah. Terbentuknya pusat pertumbuhan dapat terjadi secara alami atau dengan perencanaan. Berikut adalah beberapa teori mengenai pusat pertumbuhan atau perkembangan wilayah:
Teori Tempat Sentral
Teori tempat sentral dikemukakan oleh Walter Christaller (1933) seorang ahli geografi dari Jerman. Teori ini didasarkan pada lokasi dan pola persebaran permukiman dalam ruang.
Dalam suatu ruang kadang ditemukan persebaran pola permukiman desa dan kota yang berbeda ukuran luasnya. Teori Pusat Pertumbuhan dari Christaller ini diperkuat oleh pendapat August Losch (1945) seorang ahli ekonomi Jerman.
Baca Juga: Materi Geografi Lengkap
Keduanya berkesimpulan, bahwa cara yang baik untuk menyediakan pelayanan berdasarkan aspek keruangan dengan menempatkan aktivitas yang dimaksud pada hierarki permukiman yang luasnya meningkat dan lokasinya ada pada simpul-simpul jaring heksagonal.
Lokasi ini terdapat pada tempat sentral yang memungkinkan partisipasi manusia dengan jumlah maksimum, baik mereka yang terlibat dalam aktivitas pelayanan maupun yang menjadi konsumen dari barang-barang yang dihasilkannya.
Tempat-tempat tersebut diasumsikan sebagai titik simpul dari suatu bentuk geometrik berdiagonal yang memiliki pengaruh terhadap daerah di sekitarnya.
Menurut Walter Christaller, suatu tempat sentral mempunyai batas-batas pengaruh yang melingkar dan komplementer terhadp tempat sentral tersebut. Wilayah komplementer ini adalah daerah yang dilayani oleh tempat sentral.
Lingkaran batas yang ada pada kawasan pengaruh tempat sentral disebut batas ambang (threshold level). Berikut adalah konsep dasar dari teori tempat sentral:
1. Range (jangkauan) adalah jarak maksimun yang perlu ditempuh penduduk untuk mendapatkan barang atau jasa yang dibutuhkannya dari tempat-tempat pusat. Hal-hal yang perlu diperhatikan sebagai berikut:
- Inner limit (batas dalam) adalah batas wilayah yang didiami population threshold
- Outer limit (batas luar) adalah batas wilayah yang mendapatkan pelayanan terbaik, sehingga di luar batas itu penduduk akan mencari atau pergi ke pusat lain
- Range selalu lebih besar dibandingkan daerah tempat population threshold
2. Population Threshold, yaitu jumlah minimal penduduk yang diperlukan untuk melancarkan dan kesinambungan dari unit pelayanan
Teori Walter Christaller bisa diterapkan secara baik di suatu wilayah dengan syarat:
- Kehidupan atau tingkat ekonomi penduduk relatif homogen dan tidak memungkinkan adanya produksi produksi primer yang menghasilkan padi-padian, kayu, atau batu bara
- Topografi relatif seragam, sehingga tidak ada bagian yang mendapat pengaruh lereng atau pengaruh alam lainnya dalam hubungannya dengan jalur angkutan
Baca Juga: Materi Geografi Lengkap
Teori Polarisasi Ekonomi
Teori Polarisasi ekonomi dikemukakan oleh Gunar Myrdal. Menurut Myrdal, setiap daerah mempunyai pusat pertumbuhan yang menjadi daya tarik bagi tenaga buruh dan pinggiran.
Pusat pertumbuhan tersebut juga mempunyai daya tarik terhadap tenaga terampil, modal, dan barang-barang dagangan yang menunjang pertumbuhan suatu lokasi.
Demikian terus-menerus akan terjadi pertumbuhan yang makin lama makin pesat atau akan terjadi polarisasi pertumbuhan ekonomi.
Teori polarisasi ekonomi Myrdal ini menggunakan konsep pusat-pinggiran (coreperiphery). Konsep pusat-pinggiran merugikan daerah pinggiran, sehingga perlu diatasi dengan membatasi migrasi (urbanisasi), mencegah keluarnya modal dari daerah pinggiran, membangun daerah pinggiran, dan membangun wilayah pedesaan.
Adanya pusat pertumbuhan akan berpengaruh terhadap daerah di sekitarnya. Pengaruh tersebut bisa berupa pengaruh pengaruh positif dan negatif.
Pengaruh positif terhadap perkembangan daerah di sekitarnya disebut spread effect. Contohnya yaitu terbukanya kesempatan kerja, banyaknya investasi yang masuk, upah buruh semakin tinggi, serta penduduk bisa memasarkan bahan mentah.
Sedangkan pengaruh negatifnya disebut backwash effect. Contohnya yaitu adanya ketimpangan wilayah, meningkatnya kriminalitas, kerusakan lingkungan, dan sebagainya.
Baca Juga: Materi Geografi Lengkap
Teori Kutub Pertumbuhan
Konsep kutub pertumbuhan dikemukakan oleh Perroux, seorang ahli ekonomi Prancis (1950). Menurut Perroux, kutub pertumbuhan adalah pusat-pusat dalam arti keruangan yang abstrak, sebagai tempat memancarnya kekuatan-kekuatan sentrifugal dan tertariknya kekuatan-kekuatan sentripetal
Pembangunan tidk teradi secara serentak, melainkan muncul di tempat-tempat tertentu dengan kecepatan dan intensitas yang berbeda. Kutub pertumbuhan bukanlah kota atau wilayah, melainkan suatu kegiatan ekonomi yang dinamis.
Hubungan kekuatan ekonomi yang dinamis tercipta di dalam dan di antara sektor-sektor ekonomi. Contohnya industri baja di satu daerah akan menimbulkan kekuatan sentripetal, yaitu menarik kegiatan-kegiatan yang langsung berhubungan dengan pembuatan baja, baik pada penyediaan bahan mentah maupun pasar.
Industri tersebut juga menimbulkan kekuatan sentrifugal, yaitu rangsangan timbulnya kegiatan baru yang tidak berhubungan langsung dengan industri baja.
Posting Komentar