6 Teori-Teori Kekerasan Yaitu

Berikut ini adalah beberapa teori-teori kekerasan:


Teori Faktor Individual

Menurut teori ini, setiap perilaku kelompok, termasuk kekerasan, huru-hara, dan terorisme selalu berawal dari perilaku individual (perorangan).

Teori ini menjelaskan bahwa perilaku kekerasan yang dilakukan oleh individu merupakan agresivitas yang dilakukan oleh individu secara sendirian baik secara spontan maupun direncanakan , maupun perilaku kekerasan yang dilakukan bersama orang lain.

Penyebab dari perilaku kekerasan ini, dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor pribadi dan faktor sosial. Adapun faktor pribadi meliputi kelainan jiwa (psikopat, psikoneurosis, frustasi yang kronis) dan pengaruh obat bius.

Sementara itu konflik yang bersifat sosial seperti konflik rumah tangga, faktor teritorial, faktor budaya, dan faktor media massa.


Teori Faktor Kelompok

Munculnya teori faktor kelompok ini disebabkan karena banyak para ahli yang kurang sepakat dengan pernyataan teori faktor individual.

Hal ini karena mereka memandang bahwa konflik sosial terjadi karena adanya kelompok sosial di mana tiap-tiap kelompok tersebut memiliki identitas kelompok.

Adapun identitas kelompok yang sering dijadikan sebagai alasan pemicu kerusuhan, yaitu identitas rasial atau etnik.

Contohnya pada saat pertandingan sepak bola sering kali berakhir dengan adanya kekerasan yang dilakukan oleh para suporter. Munculnya konflik para suporter tersebut digerakan oleh adanya perbedaan etnik atau rasial.


Teori Individual

Teori ini menjelaskan bahwa kekerasan atau kerusuhan yang terjadi secara massal di tempat umum serta melibatkan orang banyak pada dasarnya dilakukan oleh orang-orang tertentu saja. Artinya tidak semua orang terlibat dan termasuk dalam pelaku kerusuhan. 


Teori Ideologi 

Menurut teori ini, kekerasan sangat dipengaruhi oleh ideologi. Kekerasan yang sangat besar pengaruhnya mungkin saja dilakukan oleh sekelompok kecil orang yang memiliki ideologi yang berbeda.

Hubungan kelompok-kelompok kecil dengan masyarakat luas tergantung pada penyaluran pandangan-pandangan politik dalam masyarakat, yaitu dengan adanya wadah-wadah organisasi untuk menyalurkan pandangan-pandangan tersebut.

Jika kelompok-kelompok kecil yang berbeda pandangan merasa tidak ada wadah untuk menyalurkan peran sertanya dalam kelompok yang lebih luas, maka akan berpotensi terjadi tindak kekerasan atau kekacauan yang banyak menimbulkan kerugian


Teori Lingkungan Sosial

Menurut teori ini, hal yang terpenting ketika terjadi kekerasan adalah kondisi lingkungan sosial tempat kerusuhan itu terjadi.

Misalnya, di sebuah sekolah, kenakalan atau bahkan kekerasan yang dilakukan oleh siswa bukan tergantung pada kemampuan para guru dan aparat keamanan sekolah menjaga ketertiban sekolah, tetapi pada manajemen atau pengelolaan sekolah.

Jika manajemen sekolah mampu mencegah gangguan, baik terhadap siswa maupun para guru dan staf, serendah mungkin kemungkinan timbulnya kekerasan atau kekacauan akan semakin kecil juga.


Teori Dinamika Kelompok

Menurut teori dinamika kelompok, kekerasan yang muncul dalam masyarakat disebabkan oleh kehilangan rasa memiliki dalam kelompok atau masyarakat.

Artinya, perubahan-perubahan sosial dalam masyarakat terjadi begitu cepat sehingga tidak mampu ditanggap dengan seimbang oleh sistem sosial dan nilai masyarakatnya.

Teori dinamika kelompok ini dibagi menjadi dua teori yaitu teori deprivasi relatif dan teori kerusuhan massa.

iklan tengah